January 30, 2015

My Love Life Is (not) a Joke

Entah sudah kali ke berapa aku jatuh cinta. Pertama? Kedua? Ketiga? Entahlah. Aku agak sedikit lupa. Maaf.

Cintaku yang pertama, pada seorang guru muda, guru Bahasa. Pria yang usianya dua kali usiaku. Berkacamata dengan senyum memesona. Kali itu, aku masih berseragam putih-biru. Lalu aku patah hati pun untuk pertama kali, sebab ia menikah dengan seorang guruku pula. Cintaku tak pernah pilih-pilih.

Cintaku yang ke-dua, ini aku sedikit lupa, karena hubungan kami yang hanya sekejap mata. Maklumlah, remaja. Ia adik kelasku semasa sekolah menengah. Seperti yang kukatakan tadi, cintaku tak pernah pilih-pilih. Hingga kami berakhir karena ia punya kekasih lain; teman sekelasnya.

Kata mereka, aku terlalu mudah jatuh cinta. Tak pernah memilih sasaran cintaku. Akhirnya aku pun terlalu sering patah hati. They said my love life was a joke.

Ya, aku memang terlalu sering--mudah jatuh cinta. Cintaku tak pernah pilih-pilih. Dan, harus kuakui, aku pun sering patah hati. Tapi tak apa. Bagiku, siap jatuh cinta harus siap juga patah hati. Bukan begitu?

Dua belas tahun berlalu dari kala pertama kali aku jatuh cinta. Hingga saat ini, aku bersama dia; Seseorang yang menatapku begitu lekat. Seseorang yang selalu siap menggenggam tanganku erat. Seseorang yang cintanya begitu pekat. Dia adalah, kamu.

Sekali lagi, cintaku tak pernah pilih-pilih. Dan aku yakin, kali ini aku tak salah pilih. Kamu.

And now, I just wanna say, my love life is not a joke.

No comments: