Ku umpakan keseluruhan diriku ialah lautan. Permukaannya ialah pantai. Dalamnya ialah samudra.
Aku ingin jadi pantai dengan pasirnya yang berkilatan jingga saat senja tiba. Airnya yang tenang. Angin semilir juga beberapa pohon ketapang sebagai tempat berteduh kala matahari menjerang.
Aku ingin jadi pantai; tempat orang bermain air, bermain pasir, menerbangkan layang-layang, duduk di bawah pohon sembari berbincang dan makan bekal dari rumah; tempat orang bersenang-senang.
Aku ingin jadi pantai; tempat orang menangis, membuang kenang yang menghilangkan tenang, bercakap dengan senja.
Aku ingin jadi pantai yang dirindukan orang. Aku ingin mereka tenang. Aku ingin mereka senang.
Aku ingin jadi samudra. Tidak, bukan aku! Tapi hatiku.
Aku ingin hatiku serupa samudra; luas dan dalamnya tak terkira. Hingga aku bisa menyimpan segala rasa yang kupunya di sana. Tanpa takut ia kan sesak karena terlalu penuh.
Aku tak perlu meluapkan marah, kecewa, tersinggung, sakit hati, takut dengan apa yang orang alamatkan padaku. Aku tak usah kepayahan meladeni mereka, karena semua bisa kusimpan, bisa kutampung dalam hatiku yang luas dan dalamnya seolah samudra.
Aku tak perlu meluapkan rasa bahagia, gembira bahkan jatuh cinta pun pada mereka. Semuanya bisa kusimpan dalam hatiku yang luas dan dalamnya seolah samudra.
Ada yang bertanya, mengapa aku tak ingin jadi langit. Tidak! Aku tak ingin jadi langit. Aku ingin jadi laut!
Aku hanya bisa memandanginya saja. Dari jauh. Aku tak pernah tahu bagaimana rasa langit. Seperti apa aromanya. Bisakah orang bersenang-senang di sana layaknya mereka bersenang-senang di pantai?
Jadi kutegaskan, aku tak ingin jadi langit!
Aku ingin jadi laut; jadi pantai; jadi samudra.
Kota M, 27 Sep 2015
Untuk Seseorang yang Ingin Jadi Laut
No comments:
Post a Comment