Surat rinduku buat kamu. Halo Mega, apa kabar? Haha,
pertanyaan basi ya? Tapi sepertinya tidak untukku. Aku memang ingin tau benar
kabarmu. Sudah kurang lebih 3 tahun kita tak bertemu lagi. Lagi? Iya, lagi. 3
tahun yang lalu, tepatnya bulan Februari kita kan sempat bertemu, saat aku
pulang ke Manado untuk mengurus beberapa keperluanku. Duh, aku jadi cerita
panjang lebar begini. Maksudku hanya untuk mengingatkan, kalau-kalau kamu lupa
hehehe.
Sekali lagi, jadi apa kabar sahabatku? Bolehkan kuanggap
demikian? Iya, aku menganggapmu sahabatku. Asal kamu tau saja, tidak banyak
orang yang kuberi “gelar” sahabat. Serius. Hanya beberapa orang saja, dan kamu
salah satunya.
Sepenuh hatiku, aku berharap kamu baik-baik saja. Sekarang
kamu lagi apa? Hahaha, pertanyaan macam apa ini? Kalau hanya bertanya seperti
ini kan bisa saja kugunakan kecanggihan teknologi zaman sekarang. Kita bisa
saling menelepon, sayang, pulsaku tak banyak, lagi pula kita beda operator. Tapi
seharusnya sih, beda operator tak jadi masalah untuk sahabat seperti kita. Iya kan?
Hahaha. Alasannya klasik, kita masih mahasiswa yang tak punya penghasilan
sendiri. Kita juga bisa saling mengirim pesan melalui beberapa aplikasi messenger,
tapi kamu tak pernah membalas pesanku dengan alasan kamu tak mengaktifkan paket
internetmu. Dan yang terakhir, lewat sosial media; Twitter salah satunya, tapi
bagiku 140 karakter tak cukup bagiku untuk menanyakan semua yang ingin
kutanyakan padamu. Duh, Mega, maaf ya, aku jadi ngelantur begini.
Oiya, hari ini ulang tahunmu ya? Yang ke-xx, sengaja
ku-xx-kan biar tak banyak orang tau berapa umurmu hahaha. Selamat ulang tahun
sayangku. Doaku yang terbaik selalu kupanjatkan untukmu. Segala impianmu bisa
kau gapai, kau raih, kau genggam. Dan semua keinginan juga doamu akan selalu
ku-amini.
Ah, jadi ingat zaman kita SMP dulu. Bermain basket di bawah
hujan di lapangan basket dekat rumahku. Ingatkah kamu dulu kita ngobrol tentang
mimpi? Ingatkah saat dengan nekatnya kita makan di salah satu restoran pizza
padahal uang kita pas-pasan? Hahaha, aku selalu mengingatnya. Mungkin secara
kasatmata, kita tak terlihat seperti sepasang sahabat kebanyakan. Kita jarang
bertemu, terlebih saat kita pisah sekolah, kita jarang ngobrol tapi entah,
tanpa perlu banyak bicara, mengobrol atau bertemu denganmu, aku merasa bahwa
kau tau apa yang sedang kurasa pun sebaliknya. Apa kau juga merasakan hal yang
sama?
Sahabatku, aku rindu. Rindu sekali padamu. Banyak sekali
yang ingin kubagi padamu dan aku pun ingin sekali menerima apa yang ingin kau
bagi padaku. Ah, menulis kalimat tadi mataku jadi berembun. Mungkin sebentar
lagi aku menangis terlebih saat ini aku sedang mendengarkan Malaikat Juga Tahu
dari Dewi Lestari. Mendengar lagu itu, aku selalu ingat padamu. Maaf kalau selama
kita bersahabat, aku pernah membuatmu sedih, kesal, marah, kecewa. Sungguh, aku
tak pernah bermaksud demikian. Dan semisal kamu mengucapkan kalimat yang sama,
aku sudah memaafkanmu.
Mega, di ulang tahunmu ini, maaf aku tak memberikan kado
apapun, padahal kalau diingat lagi, di tahun-tahun sebelumnya aku juga tak
memberimu kado hahaha. Maaf ya. Balik lagi ke alasan kita “kita masih mahasiswa”
hahaha.
Sekali lagi, selamat ulang tahun sahabatku Mega Indah
Karinda. Gadis kecilku yang cantik, jujur, aku iri dengan kecantikanmu. Gadis kecilku
yang pintar, jujur lagi, aku juga iri dengan kepintaranmu. Gadis kecilku yang
jago gambar, sekali lagi, jujur, aku juga iri dengan kemahiranmu menggambar. Gadis
kecilku yang tergila-gila pada Harry Potter, kali ini aku tidak iri hahaha. Walaupun
banyak hal yang membuatku iri padamu, aku tetap sayang. Sayang sekali. Ini tidak
gombal loh. Sungguh. Omong-omong, dari tadi aku memanggilmu “gadis kecil”,
padahal secara umur, kamu lebih tua dariku. Tak apalah. Hahaha.
Semoga secepatnya kita bisa bertemu lagi. Selamat ulang
tahun. Tuhan memberkatimu.
Dari sahabatmu, Anggi.
No comments:
Post a Comment