January 4, 2014

Surat Untuk Mega.

Surat rinduku buat kamu. Halo Mega, apa kabar? Haha, pertanyaan basi ya? Tapi sepertinya tidak untukku. Aku memang ingin tau benar kabarmu. Sudah kurang lebih 3 tahun kita tak bertemu lagi. Lagi? Iya, lagi. 3 tahun yang lalu, tepatnya bulan Februari kita kan sempat bertemu, saat aku pulang ke Manado untuk mengurus beberapa keperluanku. Duh, aku jadi cerita panjang lebar begini. Maksudku hanya untuk mengingatkan, kalau-kalau kamu lupa hehehe.

Sekali lagi, jadi apa kabar sahabatku? Bolehkan kuanggap demikian? Iya, aku menganggapmu sahabatku. Asal kamu tau saja, tidak banyak orang yang kuberi “gelar” sahabat. Serius. Hanya beberapa orang saja, dan kamu salah satunya.

Sepenuh hatiku, aku berharap kamu baik-baik saja. Sekarang kamu lagi apa? Hahaha, pertanyaan macam apa ini? Kalau hanya bertanya seperti ini kan bisa saja kugunakan kecanggihan teknologi zaman sekarang. Kita bisa saling menelepon, sayang, pulsaku tak banyak, lagi pula kita beda operator. Tapi seharusnya sih, beda operator tak jadi masalah untuk sahabat seperti kita. Iya kan? Hahaha. Alasannya klasik, kita masih mahasiswa yang tak punya penghasilan sendiri. Kita juga bisa saling mengirim pesan melalui beberapa aplikasi messenger, tapi kamu tak pernah membalas pesanku dengan alasan kamu tak mengaktifkan paket internetmu. Dan yang terakhir, lewat sosial media; Twitter salah satunya, tapi bagiku 140 karakter tak cukup bagiku untuk menanyakan semua yang ingin kutanyakan padamu. Duh, Mega, maaf ya, aku jadi ngelantur begini.

Oiya, hari ini ulang tahunmu ya? Yang ke-xx, sengaja ku-xx-kan biar tak banyak orang tau berapa umurmu hahaha. Selamat ulang tahun sayangku. Doaku yang terbaik selalu kupanjatkan untukmu. Segala impianmu bisa kau gapai, kau raih, kau genggam. Dan semua keinginan juga doamu akan selalu ku-amini.

Ah, jadi ingat zaman kita SMP dulu. Bermain basket di bawah hujan di lapangan basket dekat rumahku. Ingatkah kamu dulu kita ngobrol tentang mimpi? Ingatkah saat dengan nekatnya kita makan di salah satu restoran pizza padahal uang kita pas-pasan? Hahaha, aku selalu mengingatnya. Mungkin secara kasatmata, kita tak terlihat seperti sepasang sahabat kebanyakan. Kita jarang bertemu, terlebih saat kita pisah sekolah, kita jarang ngobrol tapi entah, tanpa perlu banyak bicara, mengobrol atau bertemu denganmu, aku merasa bahwa kau tau apa yang sedang kurasa pun sebaliknya. Apa kau juga merasakan hal yang sama? 

Sahabatku, aku rindu. Rindu sekali padamu. Banyak sekali yang ingin kubagi padamu dan aku pun ingin sekali menerima apa yang ingin kau bagi padaku. Ah, menulis kalimat tadi mataku jadi berembun. Mungkin sebentar lagi aku menangis terlebih saat ini aku sedang mendengarkan Malaikat Juga Tahu dari Dewi Lestari. Mendengar lagu itu, aku selalu ingat padamu. Maaf kalau selama kita bersahabat, aku pernah membuatmu sedih, kesal, marah, kecewa. Sungguh, aku tak pernah bermaksud demikian. Dan semisal kamu mengucapkan kalimat yang sama, aku sudah memaafkanmu.

Mega, di ulang tahunmu ini, maaf aku tak memberikan kado apapun, padahal kalau diingat lagi, di tahun-tahun sebelumnya aku juga tak memberimu kado hahaha. Maaf ya. Balik lagi ke alasan kita “kita masih mahasiswa” hahaha. 

Sekali lagi, selamat ulang tahun sahabatku Mega Indah Karinda. Gadis kecilku yang cantik, jujur, aku iri dengan kecantikanmu. Gadis kecilku yang pintar, jujur lagi, aku juga iri dengan kepintaranmu. Gadis kecilku yang jago gambar, sekali lagi, jujur, aku juga iri dengan kemahiranmu menggambar. Gadis kecilku yang tergila-gila pada Harry Potter, kali ini aku tidak iri hahaha. Walaupun banyak hal yang membuatku iri padamu, aku tetap sayang. Sayang sekali. Ini tidak gombal loh. Sungguh. Omong-omong, dari tadi aku memanggilmu “gadis kecil”, padahal secara umur, kamu lebih tua dariku. Tak apalah. Hahaha.

Semoga secepatnya kita bisa bertemu lagi. Selamat ulang tahun. Tuhan memberkatimu.

Dari sahabatmu, Anggi.

No comments: