February 18, 2015

Dear Bosse

Dear Bosse,

Bagaimana keadaan betismu (dan betis-betis para tukang pos) saat ini? Kuharap betis kalian tak serupa gedebong pisang, ya, karena sudah 21 hari mengayuh sepeda fixie untuk mengantarkan surat-surat -kebanyakan curhat- kami.

Bosse sebelumnya aku mau bertanya (dan mengeluh).

Bagaimana keadaan tukang pos kesayangan akun T-W? Kuikuti linimasanya, katanya ia sedang kurang enak badan. Hingga akhirnya, ia meminta tolong saudara dan sahabatnya untuk mengantarkan surat-surat kami.

Adakah penerima surat yang rumahnya di atas gunung, hingga tukang pos kami kelelahan mengayuh fixie-nya dan jatuh sakit? Bosse, bagaimana pun, tukang pos kami seorang perempuan. Sekuat apapun ia, ia tetaplah perempuan. Tenaganya tak seberapa dengan laki-laki. Tak bisakah Bosse menggantikannya dengan laki-laki, setidaknya hanya untuk mengantar surat dengan lokasi-lokasi yang sulit dijangkau hanya dengan sepeda fixie.

Baiklah, rasanya cukup keluhanku.

Bosse, sama seperti tahun-tahun sebelumnya, di gathering #30HariMenulisSuratCinta kali ini pun, aku tak bisa hadir. Sayang sekali, padahal aku ingin hadir juga. Minta foto ke tukang-tukang pos, minta folbek, kalau boleh minta ongkos pulang juga. Iya Bosse, aku anaknya banyak mau.

Bosse, kata salah satu temanku yang juga penggiat #30HariMenulisSuratCinta, salah seorang tukang pos dengan akun bernama (at)gembrit ialah seorang yang tampan? Apa iya, Bosse? Aku jadi penasaran.

Sepertinya sudah saatnya kusudahi surat ini. Maafkan aku tak bisa hadir. Padahal aku ingin sekali. Terkendala jarak dan… finansial. Maklumlah Bosse, aku mah apa atuh. Hanya mahasiswa semester tua yang dikejar-kejar pertanyaan "kapan lulus?".




Salam,
Salah seorang penggiat #30HariMenulisSuratCinta

Ps: Sampaikan terima kasihku bagi seluruh tukang pos. Terutama Kakak Iit Sibarani.

No comments: