Hai vroh! Vas Happenin?! Duh, aku kok jadi
deg-degan begini ya menulis surat untukmu? Bagaimana? Masih konsisten menulis
selama 30 hari berturut-turut? Kalau jawabanmu iya, aku senang sekali
mendengarnya. Jika kamu menanyakan pertanyaan yang sama, jawabanku tidak.
Hehehe. Iya, aku kalah. Rasa malas dan menunda-nundaku mengalahkan niatku untuk
terus menulis selama 30 hari.
Sampai sekarang aku masih ingat isi
chat-mu tempo hari. Membacanya membuatku senyum-senyum sendiri. Iya, aku senyum
sendiri karena ternyata ada yang menyukai apa yang kutulis di blog-ku. Lebih bahagia
lagi bahwa ternyata kamu sampai terinspirasi. Menginspirasi seseorang sama
sekali tak pernah kubayangkan, karena aku tahu, aku bukanlah seseorang yang
baik. Kalimatmu membuatku jadi lebih semangat untuk menulis. Hehehe.
Jujur, sebenarnya aku kagum
padamu. Kamu begitu rajin beribadah—sesuatu yang (jujur) jarang kulakukan. Hubunganmu
dengan Tuhan sepertinya terjalin dengan sangat baik ya? Aku juga ingin
sepertimu, tapi rasa-rasanya aku butuh waktu yang lebih lama untuk ‘pedekate’ dengan-Nya agar nantinya
hubunganku dengan-Nya bisa sama, atau paling tidak mendekati layaknya
hubunganmu dengan-Nya. Kekagumanku yang satu ini tak pernah kuungkapkan secara
langsung, jujur, aku malu. Hehehe.
Kekagumanku padamu semakin
bertambah Kadeb. Karena kamu bisa menyelesaikan membaca Kitab Suci dari ayat
paling awal hingga paling akhir. Aku dari dulu tak pernah selesai, selalu saja
terhenti di tengah-tengah. Sepertinya aku memang harus mulai belajar melawan
rasa malas dan menunda-nundaku itu.
Oiya Kadeb, akhir-akhir ini kamu
jarang muncul ya di grup curhatan kita. Kamu ke mana? Sedang sibuk ya dengan
pekerjaanmu? Karena kamu jarang muncul, akhirnya aku yang mendengarkan cerita-cerita
dari si adik kita yang katanya ganteng itu. Kamu tahu tidak, kemarin dia bilang
kalau dia tak hanya ganteng, tapi dia manis juga. Dasar maruk!
Terima kasih ya Kadeb sudah mau
menjadi temanku. Sudah mau berbagi, bertukar pikiran dan mendengarkan cerita
juga keluh kesahku selama ini. Aku harap suatu saat nanti aku, kamu juga si
adik yang ganteng itu bisa duduk bersama, bercerita sambil menyeruput kopi
panas. Oiya, mari terus belajar untuk menulis dengan sebaik-baiknya ya.
Salam,
Kanggi.
PS:
Diam-diam ku-aminkan kalimatmu
waktu itu, semoga Tuhan mendengarnya.
No comments:
Post a Comment