Selalu ada bahagia tiap kali berbincang denganmu. Rasanya sebagian bebanku berkurang. Ringan dan lega. Aku bebas. Ini bukanlah kalimat bualan, ini adalah sebuah pengakuan.
Kamu selalu bisa dengan sukses menamparku dengan kalimat-kalimatmu. Iya, kamu benar, aku terlalu meremehkan diriku sendiri.
Banyak sekali kalimat-kalimat penyemangatmu untukku. Aku memang butuh penyemangat, dan rasanya kutemukan itu padamu. Apa aku terlalu bergantung padamu?
Masih teringat jelas kalimatmu malam itu, "berbeda denganku, mereka hanya belum melihat cahayamu". Menurutmu aku demikian? Mataku basah. Kali ini aku mulai cengeng. Terharu.
Begitu baiknya Tuhan mempertemukan kita. Terima kasih untuk semuanya. Untuk segala nasehat, pelajaran, semangat, perhatian tulus itu. Harapku kita akan terus seperti ini. Bahkan sampai kita menua. Sampai mati. Selalu saling mendukung dan mendoakan. Saling menjaga dan mengingatkan.
Kepada gadis kecil yang kupanggil, sahabat.
"Kau temanku, kau doakan aku
Punya otak cerdas, aku harus tangguh
Bila jatuh gajah lain membantu
Tubuhmu di situ masih rela jadi tamengku" -- Tulus, Gajah.
No comments:
Post a Comment