November 18, 2014

Cerita Tentang Hujan

Sudah masuk musim penghujan. Akan lebih banyak genangan air dibandingkan debu yang beterbangan ditiup angin kemarau. Dan, matahari seolah kehilangan dayanya membuat  para manusia sibuk berpeluh dan sedikit bau.

Akan banyak cangkir-cangkir berisi teh manis hangat. Atau teh jahe. Atau kopi hitam pekat panas. Atau kopi susu. Akan banyak mangkuk-mangkuk berisi sup sayuran hangat. Atau sup jagung kental. Atau sup daging yang juga tak kalah hangat. Akan banyak gelas-gelas berisi bir hitam. Atau angguh merah. Atau anggur putih. Katanya, mereka mampu menghangatkan tubuh yang menggigil. Tapi, bukankah pelukan dari orang tersayang juga menghangatkan?

Kali ini, jalanan akan lebih berwarna. Akan lebih ceria dengan warna-warni cantik payung-payung para bocah yang mencari rezeki; ojek payung. Setidaknya, hujan takkan sesuram biasanya.

Pikirku juga, akan lebih banyak yang memilih berdiam diri di kamar. Duduk di pinggir jendela berembun. Mendengar lagu sendu dan mengingat orang yang jauh.

Hujan penuh dengan beribu kisah. Penuh jutaan cerita. Selalu begitu.

No comments: