Imajinasiku selalu liar saat kau melintas semesta dalam kepalaku. Entah kau sengaja ingin menggodaku atau kau yang memang hanya sekadar lewat saja tanpa maksud tertentu. Entahlah.
Suatu kali kuimajinasikan kita; kau dan aku terdampar di sebuah pulau tak berpenghuni. Di sana hanya ada kita yang bebas melakukan apapun tanpa diganggu. Hanya kita berdua. Kutegaskan sekali lagi, A-PA-PUN!
Bermain air, bermandikan sinar matahari, hingga akhirnya berguling di hamparan pasir putih yang diterjang riak. Saling beradu, berpeluh hingga akhirnya sama-sama melenguh.
Kemudian cincin sialan ini meneriakiku,
"HEI PEREMPUAN JALANG! DIA AKAN MENIKAH MINGGU DEPAN! KAU HANYA PELAMPIASAN. KAU PIKIR DIA BENAR-BENAR MENCINTAIMU? PEREMPUAN BODOH!"
"KAU PIKIR AKU DIBERIKAN PADAMU KARNA DIA SUNGGUH MENCINTAIMU? AKU HANYALAH UCAPAN TERIMA KASIHNYA KARNA KAU MENYADARKANNYA BETAPA DIA TAK BISA MENINGGALKAN WANITA ITU! BETAPA DIA MENCINTAI WANITA ITU!"
"DAN BEGITU BODOHNYA KAU MEMBERIKAN ''HARTA'' YANG KAU PUNYA PADA LAKI-LAKI BRENGSEK MACAM DIA! LAKI-LAKI BRENGSEK DAN PEREMPUAN BODOH. PASANGAN YANG COCOK!"
Cincin yang melingkar erat di jari manisku. Cincin yang kau berikan padaku sebulan yang lalu. Cincin yang kuanggap istimewa karna ialah pemberian darimu.
Ironisnya, cincin ini pula yang menertawaiku, memakiku dan menyadarkanku bahwa saat ini aku telah hancur oleh laki-laki brengsek sepertimu.
No comments:
Post a Comment