Karena 90-an

Seperti biasa, kuawali pagiku dengan menonton televisi. Entah itu berita atau film kartun atau infotaiment; tak tentu, sesuka hatiku saja. Aku sadar, kebiasaanku ini tak begitu baik. Saat orang di luar sana mengawali paginya dengan berolahraga, aku malah mengawali dengan menonton televisi.

Aku memang tak terlalu suka olahraga. Aku malas sekali menggerakan badan. Tak heran mudah lelah kerap kukeluhkan.

Tak sengaja saat sedang mengganti-ganti saluran televisi, aku melihat sosokmu. Seorang laki-laki berkemeja flannel hijau dan jaket denim. Melihat 'style'-mu, aku teringat masa-masa kecilku; tahun 90-an (meski akhir 90-an lah yang kualami).

Entah ini takdir atau sebuah kebetulan, 90-an lah tema acara yang kau bawakan pagi itu. Kartun Sailormoon, tamagochi, balon tiup, permen payung, kapal otok-otok, grup band Base Jam; aku jadi bernostalgia. Bagai naik mesin waktu, aku kembali ke masa kanak-kanakku. Menyenangkan sekali.

Maafkan, aku jadi mengoceh panjang lebar.

Terus terang, aku melihatmu sudah beberapa kali, hanya saja kau tak begitu kuacuhkan. Namun pagi itu berbeda, mungkin karena tema 90-an yang membuatku (terpaksa) memerhatikanmu. Terang saja, kau si pembawa acara (bersama dua rekanmu tentu saja).

Gaya berbicaramu yang sangat santai membuatku terpana, belum lagi dengan celetukan-celetukan khasmu. Begitu lucu. Jujur saja, aku lemah pada pria-pria humoris.

Kau tak jaim menunjukkan keriaanmu pada benda-benda yang kusebut tadi. Aku ingat sekali saat kau mengambil balon tiup, melilitkan isinya di sedotan kecil, kemudian meniupnya. Saat balon sudah menggembung sempurna, kau buru-buru menempelnya di wajahmu. Kau juga bercerita tentang kebiasaanmu bermain roller-blade setiap sore sambil berkeliling komplek.

Tahun 90-an memang menyenangkan, ya? :)

Sampai saat ini, tiap pagi aku masih selalu menonton televisi. Namun, aku telah menemukan acara apa yang akan kutonton; acara yang kau bawakan. Aku tak lagi hilang arah (?)

Teruntuk Timothy Marbun.