February 9, 2017

Sebuah Pengingat

Sudah lewat tengah malam, mari kita mulai dialog ini.

Kau adalah orang yang paling kukenal satu semesta. Aku tahu permukaan yang bercahaya bahkan sisi paling gelap dirimu. Hal-hal remeh yang buat kau terbahak-bahak hingga hal-hal penting yang bikin kau tersedu-sedu. Kupastikan, tak ada orang lain yang mengenalmu sebaik aku.

Malam ini masih sama seperti kemarin; pamit tidur lebih awal—meski kantuk masih bermain jauh entah di mana—belum ingin pulang ke kedua matamu. Berdiam diri sambil menatap langit-langit seolah di sana sedang diputar film-film kesukaanmu.

Jadi, apa yang kau pikirkan malam ini?

Hanya pertanyaan basa-basi karena sungguh aku tahu betul isi kepalamu—juga hatimu; Kesal, jengkel, muak juga kecewa. Benarkan? Tidak. Tidak perlu payah mengelak, dari ekspresimu jelas sudah terlihat.

Masih berusaha melupakan? Baiklah, mari sini kujelaskan.

Semua yang sedang kau pikirkan adalah tidak benar. Kekecewaan yang kau rasakan adalah wajar. Bagaimana mungkin melewatkan puluhan purnama bersama (tidak sebanyak Cinta dan Rangga memang) lalu kini harus menghadapinya sendiri dan kau tidak merasa sedih? Namun, jangan biarkan itu berlarut-larut.

Keputusannya untuk pindah ke rumahnya yang baru sama sekali bukan kesalahanmu. Bukan salahmu bila ia tak suka perabotan di dalamnya. Bukan salahmu bila ia tidak suka bila di halaman belakang hanya ada taman kecil dengan adenium juga anyelir warna-warni dan bukan kolam renang mewah. Bukan salahmu jika hanya punya rumah kecil dan bukan rumah berpilar besar juga lantai-lantainya yang mengilap. Setidaknya, kau telah berusaha sebaik-baiknya untuk merawat rumah kalian—dulu—agar tetap nyaman dihuni.

Berhentilah menyalahkan diri sendiri. Kau telah melakukan apa yang seharusnya kau lakukan: menjaga setiamu hanya untuknya. Dan bila ia tidak melakukan hal yang sama, itu pilihannya. Setianya bukan kendalimu.

Untuk saat ini, kuizinkan kau menikmati patah hatimu. Karena melawan pun percuma. Kau akan terus dikejar rasa sakitnya. Namun, berjanjilah untuk tidak berlama-lama. Karena di luar sana, banyak yang ingin sekali masuk ke rumah kecil namun nyaman itu. Percayalah.


Tertanda,
Dirimu sendiri.

No comments: