Banyak sekali hal bisa saya sebutkan sebagai alasan mengapa saya jarang menulis. Mulai dari tidak punya bahan, tidak ada ide, butuh konsentrasi mengerjakan sesuatu, hingga alasan yang betul-betul jujur: saya malu untuk menulis. Sebuah alasan yang aneh, tentu saja. Saya juga mengamini, tapi saya memang sungguh merasakannya.
Konten blog ini kebayakan curhat—sesuatu yang saya rasa sudah tidak patut lagi dilakukan oleh orang seumuran saya. Tidak. Saya tidak setua itu, namun dikatakan masih muda pun tidak juga. Yang jelas, saya tahu acara musik Ci Luk Ba yang tayang setiap sore, dipandu gadis lincah bernama Maissy :)))
"Jumpa lagi... Jumpa Maissy kembali..."
Saat yang lain menulis sesuatu yang berguna, sesuatu yang informatif, saya, di sini—menulis hal-hal tidak penting. Sering kali saya membela (atau menyemangati) diri sendiri dengan, "Kenapa memang, ini blog gue. Terserahlah isinya apa. Kenapa harus sama dengan yang lain? Kenapa mesti ikut "arus"?"
Merasa kecil, merasa tidak sehebat yang lain, merasa tulisan saya tidak ada apa-apanya adalah yang selalu keluar saat sedang membaca tulisan teman-teman sesama blogger. Menulis tidak lagi jadi hal membahagiakan bagi saya. Menulis bukan lagi hal yang membuat saya bebas. Menulis jadi semacam beban. Tidak ada lagi rasa menulis-karena-memang-ingin-menulis-saja.
Sepertinya saya harus membangunkan lagi perasaan senang ketika menulis—tentang apapun itu—yang saat ini sedang pulas tidur. Mengingat lagi rasa bebas yang saya dapatkan saat menulis. Bila memang merasa tidak hebat, mengapa tidak belajar lagi? Lagi pula hebat tidaknya seseorang (dan sebuah tulisan), bukan hak saya untuk menilai.
Seperti yang pernah ditulis Roy Saputra di blognya, karena ketika kita mulai membandingkan, di saat itulah kita mulai kehilangan kebahagiaan.
Konten blog ini kebayakan curhat—sesuatu yang saya rasa sudah tidak patut lagi dilakukan oleh orang seumuran saya. Tidak. Saya tidak setua itu, namun dikatakan masih muda pun tidak juga. Yang jelas, saya tahu acara musik Ci Luk Ba yang tayang setiap sore, dipandu gadis lincah bernama Maissy :)))
"Jumpa lagi... Jumpa Maissy kembali..."
Saat yang lain menulis sesuatu yang berguna, sesuatu yang informatif, saya, di sini—menulis hal-hal tidak penting. Sering kali saya membela (atau menyemangati) diri sendiri dengan, "Kenapa memang, ini blog gue. Terserahlah isinya apa. Kenapa harus sama dengan yang lain? Kenapa mesti ikut "arus"?"
Merasa kecil, merasa tidak sehebat yang lain, merasa tulisan saya tidak ada apa-apanya adalah yang selalu keluar saat sedang membaca tulisan teman-teman sesama blogger. Menulis tidak lagi jadi hal membahagiakan bagi saya. Menulis bukan lagi hal yang membuat saya bebas. Menulis jadi semacam beban. Tidak ada lagi rasa menulis-karena-memang-ingin-menulis-saja.
Sepertinya saya harus membangunkan lagi perasaan senang ketika menulis—tentang apapun itu—yang saat ini sedang pulas tidur. Mengingat lagi rasa bebas yang saya dapatkan saat menulis. Bila memang merasa tidak hebat, mengapa tidak belajar lagi? Lagi pula hebat tidaknya seseorang (dan sebuah tulisan), bukan hak saya untuk menilai.
Seperti yang pernah ditulis Roy Saputra di blognya, karena ketika kita mulai membandingkan, di saat itulah kita mulai kehilangan kebahagiaan.
2 comments:
Harusnya kamu juga mengakui bahwa mengetahui tentang Adam Jordan, Nggi. Hahaha.
Adam Jordan itu siapa, sih? Aku taunya Justin Bieber. Monmaap, nih 😪😌
Post a Comment